Rabu, 30 September 2009

Borobudur, Puncak Suroloyo hingga Gua Kiskendo

Jogjakarta, ternyata menyimpan banyak pemandangan alam yang eksotis, yang oleh masyarakat yogyakarta sendiri ternyata belum tentu dimengerti. Buktinya nggak usah jauh-jauh, saya sendiri. Sebagai orang kelahiran Jogjakarta, baru kali ini saya dengar dan melihat apa itu Puncak Suroloyo, itupun harus menunggu ajakan seorang teman untuk mengunjungi tempat itu.

Selama ini kalau kita menyisir tempat wisata di Jogjakarta bagian barat-utara kita selalu terpaku Borobudur. Kalau demikian maka sebenarnya kita rugi waktu dan tenaga, mengapa? sebab ada beberapa obyek wisata disekitarnya (yang tidak jauh dari Borobudur) yang menarik yang dapat kita kunjungi, tanpa membuang energi yang berlebihan. Contohnya : Puncak Suroloyo, Sendang Sono, Gua Kiskendo, tempat-tempat wisata ini masih satu jalur dengan borobudur, karena itu saya bilang tidak akan banyak menguras energi tambahan.

Puncak Suroloyo

Puncak Suroloyo, bukit tertinggi di Pegunungan Menoreh yang berada pada 1.091 meter di atas permukaan laut. Untuk menikmatinya, anda harus melewati jalan berkelok tajam serta menakhlukkan tanjakan yang cukup curam, dan memulai perjalanan setidaknya pada pukul 2 dini hari. Dua jalur bisa dipilih, pertama rute Jalan Godean - Sentolo - Kalibawang dan kedua rute Jalan Magelang - Pasar Muntilan - Kalibawang. Rute pertama lebih baik dipilih karena akan membawa anda lebih cepat sampai. Tentu anda mesti berada dalam kondisi fisik prima, demikian juga kendaraan yang mesti berisi bahan bakar penuh serta bila perlu membawa ban cadangan.

Setelah berjalan kurang lebih 40 km, anda akan menemui papan penunjuk ke arah Sendang Sono. Anda bisa berbelok ke kiri untuk menuju Puncak Suroloyo, namun disarankan anda berjalan terus dahulu sejauh 500 meter hingga menemui pertigaan kecil dan berbelok ke kiri karena jalannya lebih halus. Dari situ, anda masih harus menanjak lagi sejauh 15 km untuk menuju Puncak Suroloyo. Sebuah perjalanan yang melelahkan memang, namun terbayar dengan keindahan pemandangan yang dapat dilihat.

Pertanda anda telah sampai di bukit Suroloyo adalah terlihatnya tiga buah gardu pandang yang juga dikenal dengan istilah pertapaan, yang masing-masing bernama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran. Suroloyo adalah pertapaan yang pertama kali dijumpai, bisa dijangkau dengan berjalan kaki menaiki 286 anak tangga dengan kemiringan 300 - 600. Dari puncak, anda bisa melihat Candi Borobudur dengan lebih jelas, Gunung Merapi dan Merbabu, serta pemandangan kota Magelang bila kabut tak menutupi.

Pertapaan Suroloyo merupakan yang paling legendaris. Menurut cerita, di pertapaan inilah Raden Mas Rangsang yang kemudian bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo bertapa untuk menjalankan wangsit yang datang padanya. Dalam kitab Cabolek karya Ngabehi Yosodipuro yang ditulis pada abad 18, Sultan Agung mendapat dua wangsit, pertama bahwa ia akan menjadi penguasa tanah Jawa sehingga mendorongnya berjalan ke arah barat Kotagede hingga sampai di Pegunungan Menoreh, keduia bahwa ia harus melakuykan tapa kesatrian agar bisa menjadi penguasa.

Menuju pertapaan lain, anda akan melihat pemandangan yang berbeda pula. Di puncak Sariloyo yang terletak 200 meter barat pertapaan Suroloyo, anda akan melihat Gunung Sumbing dan Sindoro dengan lebih jelas. Sebelum mencapai pertapaan itu, anda bisa melihat tugu pembatas propinsi DIY dengan Jawa Tengah yang berdiri di tanah datar Tegal Kepanasan. Dari pertapaan Sariloyo, bila berjalan 250 meter dan naik ke pertapaan Kaendran, anda akan dapat melihat pemandangan kota Kulon Progo dan keindahan panati Glagah.

Usai melihat pemandangan di ketiga pertapaan, anda bisa berkeliling wilayah Puncak Suroloyo dan melihat aktivitas penduduk di pagi hari. Biasanya, mulai sekitar pukul 5 pagi penduduk sudah berangkat ke sawah sambil menghisap rokok linting. Bila anda berjalan di dekat para penduduk itu, aroma sedap kemenyan akan menyapa indra penciuman sebab kebanyakan pria yang merokok mencampur tembakau linting dengan kemenyan untuk menyedapkan aroma.

Selain memiliki pemandangan yang mengagumkan, Puncak Suroloyo juga menyimpan mitos. Puncak ini diyakini sebagai kiblat pancering bumi (pusat dari empat penjuru) di tanah Jawa. Masyarakat setempat percaya bahwa puncak ini adalah pertemuan dua garis yang ditarik dari utara ke selatan dan dari arah barat ke timur Pulau Jawa. Dengan mitos, sejarah beserta pemandangan alamnya, tentu tempat ini sangat tepat untuk dikunjungi pada hari pertama di tahun baru.


Puncak Suroloyo

Borobudur nampak dari
puncak Suroloyo


Sendang Sono

Satu jalur dengan jalan ke Puncak Suroloyo, kurang lebih 5 km, kita dapat mampir ke Sendang Sono, tempat ziarah umat Katholik. Jika kita sekadar ingin menengok tempat ini, meski bukan beragama Katholik tidak ada larangan, hanya saja karena ini tempat peziarahan dan doa, kita harus menyesuaikan peraturan yang berlaku di tempat tersebut seperti : menjaga ketenangan dan menghindari makan dan minum di tempat ini.

Meski agak jauh dibawah Puncak Suroloyo yang berhawa sejuk, tetapi Sendang Sono tetap menawarkan kesejukan dan keheningan, karena ditempat ini terdapat pepohonan dan tetumbuhan yang rimbun.

Puncak Suroloyo Photostreaming

Gua Kiskendo

Selepas mengunjungi Sendang Sono, maka kita berjalan menuruni jalur Sendang Sono ke jalan Godean - kalibawang, menuju Gua Kiskendo. Dari jalur ini kita berjalan kearah selatan menuju Sentolo kurang lebih 20km, baru kemudian belok kebarat kearah Gua Kiskendo yang letaknya juga di perbukitan Menoreh kira-kira 10km. Waktu tempuhnya dari Sendang Sono sampai Gua Kiskendo kurang lebih 1 jam saja.

Ditempat ini tersedia tempat parkir kendaraan cukup luas, tidak seperti di Puncak Suroloyo dan Sendang Sono yang sempit. Dari tempat parkir menuju Gua dihubungkan dengan jalan setapak menurun tidak curam kurang lebih 500m. Pandangan pertama yang akan kita jampai setelah lihat Gua (jangan kaget - lihat gambar bawah) kita bisa saja langsung tidak tertarik. Itu juga bisa tersirat dari fasilitas tempat wisata di tempat ini yang hampir seluruhnya tidak terawat. Tapi jangan berhenti disitu, minta ijin juru kunci untuk masuk dan diantar, dan silakan telusuri gua hingga ke ujungnya yang berjarak 200m dari mulut gua, dijamin Anda akan berdecak kagum dan terkesima melihat pemandangan didalam gua. Silakan coba!


Mulut Gua Kiskendo
yang dapat dimasuki sejauh 200m. Didalamnya
ada penerangan listrik, sehingga kita bisa leluasa memandang
dan mengagumi keindahan perut bumi.

Naskah:

Tim JogjaJelajah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar